♠ Posted by Unknown in Problema Rumah Tangga
Bukan
hanya saat pacaran pertengkaran sering terjadi, tapi setelah Anda memasuki
perkawinan permasalahan bisa saja
sewaktu – waktu timbul . Meski banyak orang yang mengatakan segala permasalahan
dalam hidup berpasangan akan terselesaikan setelah menikah. Ternyata itu semua
tidak selamanya benar, justru ada beberapa permasalahan
yang baru akan dihadapi setelah Anda berumah tangga. Mau nggak mau, Anda
harus menghadapi maslah berikut ini.
Masalah mertua.
Hubungan
dengan mertua bisa menjadi sulit, dan hal itu bukan disebabkan karena Anda
memiliki masalah dengan mereka. Ini dapat dikarenakan, orangtua pasangan Anda
bukanlah orangtua kandung yang mengenal Anda dengan baik, begitu pula
sebaliknya. Maka, saat mereka ingin menghabiskan waktu bersama anaknya, akan
ada kecemburuan yang terjadi. Atau, kecurigaan bahwa mertua ingin menyampaikan
hal-hal buruk tentang Anda. Yang dapat Anda lakukan adalah memberi waktu agar
Anda dan mertua saling mengenal lebih baik.
Masalah uang.
Bagian
yang paling sulit dari pernikahan adalah belajar menyatukan penghasilan di
rekening bersama. Nah, Anda harus berkomunikasi satu sama lain dalam pemakaian
uang tersebut agar tidak menimbulkan pertengkaran. Bila sebelum menikah Anda
bebas menggunakan uang Anda untuk berbelanja, kini Anda harus memberitahu suami
jika ingin membelanjakannya. Hal ini akan menjadi masa penyesuaian yang cukup
sulit.
Masalah kebebasan.
Menikah
adalah suatu keputusan besar, karena Anda harus merelakan diri untuk berbagi
kehidupan dengan seseorang untuk selamanya. Akan ada masa di mana Anda merasa
“terganggu” dengan keberadaan pasangan sepanjang waktu. Bagi mereka yang baru
menikah, menukar kebebasan yang dimiliki saat masih lajang dengan ikatan
perkawinan akan menjadi proses yang sangat berat untuk dijalani.
Masalah hiburan.
Menemani
pasangan menikmati hiburan yang disukainya akan membutuhkan pengorbanan,
terutama jika Anda tidak menggemari hiburan tersebut. Anda harus belajar
mengalah pada pasangan. Misalnya, saat Anda berdua menonton acara televisi,
mungkin Anda ingin sekali mengikuti kelanjutan kisah film seri favorit Anda.
Namun pada saat yang sama ada pertandingan bola dari laga yang sudah
ditunggu-tunggu oleh suami. Nah, di sini memang diperlukan sikap toleransi
untuk mengerti satu sama lain. Agar suami tidak ketinggalan pertandingan
penting tersebut, Anda bisa menunggu tayangan ulang dari episode serial
kegemaran Anda.
Masalah persaingan
karier.
Sebagian
besar pertengkaran dalam sebuah pernikahan disebabkan adanya kesenjangan karier
antara Anda berdua. Misalkan, suami hanya berstatus karyawan biasa, sedangkan
Anda memiliki kedudukan tinggi di kantor Anda. Awalnya, suami mungkin tidak
akan mempermasalahkannya. Namun lama-kelamaan, ego pria bisa terusik melihat
pasangannya terus berprestasi dan gajinya semakin tinggi.
Masalah barang-barang
pribadi.
Tahun
pertama dalam pernikahan, Anda selalu diliputi pertengkaran karena pengaturan
barang-barang pribadi. Anda mengharapkan suami memiliki standar yang sama
dengan Anda. Misalnya, selalu merapikan lemari pakaian, meja kerja, atau
menggunakan sabun mandi atau pasta gigi dengan cara Anda. Buat Anda hal ini
sangat penting, sementara buat dia sama sekali tidak penting. Itulah yang akan
memicu pertengkaran.
Masalah pekerjaan rumah
tangga.
Tidak
semua pria terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga, dan hal ini kadang-kadang
merupakan kultur yang dibawa dari keluarganya. Contoh, pria yang dibesarkan
oleh ibu yang berstatus ibu rumah tangga, atau yang datang dari keluarga dengan
kultur pembagian jender yang kuat (anak laki-laki harus ke ladang, dan anak
perempuan membantu di dapur), akan menuntut dilayani. Permintaan Anda agar dia
ikut melakukan pekerjaan rumah tangga akan membuatnya canggung, atau bahkan
tersinggung. Boleh saja Anda menuntutnya untuk berubah, tapi jangan berharap
bisa berubah drastis.